Racing

Cute

Behind The Mic

Kota

Features

Feature

» » » DAK SDN 44 Kota Bima, Disorot


Pekerjaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di sejumlah sekolah hampir tak pernah sepi dari sorotan. Menggunakan material bangunan lama, padahal sudah ditegaskan agar pekerjaan DAK tetap mengutamakan kualitas, seolah diabaikan. Dan Kali ini, sorotan tersebut dialamatkan pada SDN 44 Kota Bima.
Menurut pengakuan sumber yang tak ingin dikorankan namanya,DAK untuk rehab sejumlah ruangan di sekolah itu menggunakan material lama, padahal anggaran cukup digunakan untuk rehab bangunan tersebut. Oleh sekolah masih saja memanfaatkan sisa bangunan lama untuk bahan material.
Dia mencontohkan, material lama yang masih digunakan yakni keramik untuk lantai. Hampir di sejumlah ruangan yang di rehab, sebagian besarnya memakai keramik sisa bangunan  sebelumnya. “Beli saja keramik baru, anggarannya ada ko’ untuk membelinya. Tapi tetap saja memakai keramik lama,” ujarnya.
Kendati masih terlihat bagus, namun ia khawatir keramik tersebut tidak bisa bertahan lama seperti kondisi keramik baru. “Kita tidak pernah tahu sampai kapan keramik lama yang masih digunakan itu bisa bertahan. Tapi alangkah bagusnya, beli keramik baru. Biar rehab juga punya hasil yang berkualitas,” katanya.
Informasi yang diperoleh koran ini pun, tidak hanya keramik tapi juga sejumlah kayu untuk atap juga sebagian memakai kayu yang lama. Kondisi kayu lama juga tentu tidak sebagus kualitas kayu yang di beli baru.
Menjawab itu, Kepala SDN 44 Kota Bima, Hj. Sofiah H. Ismail, SPd membantahnya. Ia mengaku DAK semuadikerjakan sesuai RAB, dan juklak juknis nya. “Ini rehab ringan, jadi tidak ada kayu lama yang digunakan, semua kayu baru. Info itu tidak benar,” tepisnya.
Kemudian untuk keramik, ia mengaku memang sebagian yang masih bagus digunakan untuk bangunan yang di rehab. “Karena hanya rehab, yang rusak kita ganti. Yang masih bagus, tidak kami ganti,” terangnya.
Hj. Sofiah mengaku jika DAK tahun ini pihaknya hanya mendapat anggaran sekitar Rp 134 juta, untuk merehabempat lokal ruangan. “Kita dapat untuk rehab ringan saja,” tambahnya.
Sementara itu, PPK DAK, Slamet Riadi, ST saat ditemui menjelaskan, pekerjaan DAK harus mengacu pada RAB. Untuk rehab, kalau memang di dalam RAB nya hanya diganti sekian persen saja dari item pekerjaan yang direncanakan, maka harus mengikuti RAB. “Artinya pada saat perencanaan itu akan dicek, kalau saja lantai nya masih bagus, untuk rehab nya nanti hanya dicarikan saja lantai yang rusak untuk diganti. Jadi tidak harus kita ganti semuanya. Kalau masih bagus keramiknya, bisa dipakai,” jelasnya.
Intinya, kata dia, dalam perencanaan itu dicek kondisi bangunan nya, misalnya di tiap item sekian persen diganti, sekian persen tidak, maka itu yang menjadi acuan. Kalau cuman 20 persen yang diganti, berarti hanya 20 persen saja. “RAB itu acuannya,” ujarnya.
Demikian juga dengan rangka atap, usuk dan reng. Tetapi rata-rata, kalaupun nanti pergantian usuk dan reng, biasanya hanya reng nya saja yang ganti, usuknya tidak. Jadi kembalinya di cek pada RAB. “Kalau 100 persen harus diganti dalam RAB, jadi harus diikuti,” tandasnya.
Menurut dia, semua sekolah harus merencanakan sesuai RAB. Tentunya banyak hal – hal seperti itu yang ditemukan oleh masyarakat dan media. Contohnya di SDN 37 Kendo, mengganti Reng 40 persen dalam RAB, dan kenyataan di lapangan nya memang diganti sebanyak 40 persen.
Kadang – kadang ada juga yang tanggung dan akhirnya diganti semua. Nanti kembalinya pada perhitungan terakhir, ada pekerjaan tambah kurang. Demikianlah cara menilai pekerjaan, kembalinya ke RAB. “Jika memang kondisinya masih bagus, tentu tak akan mempengaruhi kualitas,” tambahnya. (BNQ)

Nyubee

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

Select Menu